PENTAKOSTALISME
Abstract
Gerakan Pentakosta dipandang sebagai usaha untuk kembali kepada kekristenan yang Alkitabiah, seperti yang dialami dan dilakukan oleh gereja mula-mula. Orang Pentakosta meyakini bahwa baptisan Roh Kudus ditandai dengan berkata-kata dalam bahasa lidah asing.
Gerakan Pentakosta berakar pada persekutuan orang-orang Kristen kulit hitam dengan gerakan kekudusan, pada permulaan abad ke dua puluh. John Wesley menekankan adanya perbedaan antara orang-orang percaya biasa dengan mereka yang yang dikuduskan melalui pengalaman kedua (second blessing). Pentakosta adalah “Penggenapan satu janji dalam Perjanjian Lama.†Mereka juga meyakini bahwa kuasa Roh Kudus diperlukan, bukan hanya dalam memenangkan jiwa saja, tetapi juga untuk memperbaiki nasalah sosial, politik dan ekonomi. Gerakan Pentakosta ini diakui sebagai satu gerakan “reformasi.†Dalam pada itu Steven H. Talumewo mengatakan: “Gerakan Pentakosta ini sesungguhnya sama dengan gerakan Reformasi.†Namun, sebutan itu bukan dalam pengertian reformasi umumnya, sebab yang dimaksudkan adalah “reformasi sayap kiri, yang lebih bersifat radikal, yaitu gerakan Ana-Baptis. Tentang gerakan Pentakosta ini, pandangan lain menganggap bahwa gerakan Pentakosta merupakan kelanjutan dari kaum Injili (evangelical). Tentunya itu disebabkan karena teologinya cenderung fundamentalis, dan selalu menggunakan istilah “Injil sepenuh†(full Gospel) yang sangat tepat untuk aliran Pentakosta.
Gerakan Pentakosta berakar pada persekutuan orang-orang Kristen kulit hitam dengan gerakan kekudusan, pada permulaan abad ke dua puluh. John Wesley menekankan adanya perbedaan antara orang-orang percaya biasa dengan mereka yang yang dikuduskan melalui pengalaman kedua (second blessing). Pentakosta adalah “Penggenapan satu janji dalam Perjanjian Lama.†Mereka juga meyakini bahwa kuasa Roh Kudus diperlukan, bukan hanya dalam memenangkan jiwa saja, tetapi juga untuk memperbaiki nasalah sosial, politik dan ekonomi. Gerakan Pentakosta ini diakui sebagai satu gerakan “reformasi.†Dalam pada itu Steven H. Talumewo mengatakan: “Gerakan Pentakosta ini sesungguhnya sama dengan gerakan Reformasi.†Namun, sebutan itu bukan dalam pengertian reformasi umumnya, sebab yang dimaksudkan adalah “reformasi sayap kiri, yang lebih bersifat radikal, yaitu gerakan Ana-Baptis. Tentang gerakan Pentakosta ini, pandangan lain menganggap bahwa gerakan Pentakosta merupakan kelanjutan dari kaum Injili (evangelical). Tentunya itu disebabkan karena teologinya cenderung fundamentalis, dan selalu menggunakan istilah “Injil sepenuh†(full Gospel) yang sangat tepat untuk aliran Pentakosta.
Keywords
pentakostalisme; gerakan pentakostalisme
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 1155 timesPDF - 9937 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Antusias
View My Stats
Jurnal Antusias telah terdaftar di situs:
![]() | ![]() |
Copyright © Jurnal Antusias 2016. All Rights Reserved.
p-ISSN : 2087-7927.