PENTAKOSTALISME

Andreas Sudjono

Abstract


Gerakan Pentakosta dipandang sebagai usaha untuk kembali kepada kekristenan yang Alkitabiah, seperti yang dialami dan dilakukan oleh gereja mula-mula. Orang Pentakosta meyakini bahwa baptisan Roh Kudus ditandai dengan berkata-kata dalam bahasa lidah asing. 
Gerakan Pentakosta berakar pada persekutuan orang-orang Kristen kulit hitam dengan gerakan kekudusan, pada permulaan abad ke dua puluh. John Wesley menekankan adanya perbedaan antara orang-orang percaya biasa dengan mereka yang yang dikuduskan melalui pengalaman kedua (second blessing). Pentakosta adalah “Penggenapan satu janji dalam Perjanjian Lama.†Mereka juga meyakini bahwa kuasa Roh Kudus diperlukan, bukan hanya dalam memenangkan jiwa saja, tetapi juga untuk memperbaiki nasalah sosial, politik dan ekonomi. Gerakan Pentakosta ini diakui sebagai satu gerakan “reformasi.†Dalam pada itu Steven H. Talumewo mengatakan: “Gerakan Pentakosta ini sesungguhnya sama dengan gerakan Reformasi.†Namun, sebutan itu bukan dalam pengertian reformasi umumnya, sebab yang dimaksudkan adalah “reformasi sayap kiri, yang lebih bersifat radikal, yaitu gerakan Ana-Baptis. Tentang gerakan Pentakosta ini, pandangan lain menganggap bahwa gerakan Pentakosta merupakan kelanjutan dari kaum Injili (evangelical). Tentunya itu disebabkan karena teologinya cenderung fundamentalis, dan selalu menggunakan istilah “Injil sepenuh†(full Gospel) yang sangat tepat untuk aliran Pentakosta.

Keywords


pentakostalisme; gerakan pentakostalisme

Full Text:

PDF

Article Metrics

Abstract view : 1155 times
PDF - 9937 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Jurnal Antusias




View My Stats

Jurnal Antusias telah terdaftar di situs:


Copyright © Jurnal Antusias 2016. All Rights Reserved.

p-ISSN : 2087-7927.